Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa. Benturan dan hempasan terpahat di keningmu. Kau Nampak tua dan lelah keringat menucur deras, namun kau tetap tabah. Meski napasmu kadang tersengal. Memikul beban yg makin sarat, kau tetap bertahan.
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini. Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan. Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkus. Namun semangat tak pernah pudar, meski langkahmu kadang gemetar, kau tetap setia.
Ayah, dalam hening sepi ku rindu, untuk menuai padi milik kita. Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan anakmu sekarang banyak menanggung beban.
-Ebiet G. Ade
AHLAN WA SAHLAN....
butterfly n rose
Rabu, 10 Desember 2008
Titip Rindu Buat Ayah
Labels:
Rumah Sendu ku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar