Khaulah:
Lagi! Kisah tentang merananya Nelangsa. Entah kapan kisah ini akan usai. Aku sudah lelah melakoninya. Ini Parade Pilu, Karnaval Kelabu, Teater Tangis. Aku sudah hapal Dialog Deritanya
Herr :
… Cahaya telah kau rampas dari biji mataku… derita sudah naik seleher… kau meindas sampai di luar batas
Khalulah:
Derita mengurung seperti tawanan di ruang bawah tanah. Tak ada cahaya yang membias untuk mata. Di sana ada pasung untuk si Tertuduh. Sakitnya telah tiba di lehernya
Herr :
Maka biarkan aku melawan… untuk tanah Nenek Moyangku, untuk Ibundaku!
Herr :
Ini adalah Sinetron Siluman, tak layakk ditonton anak sekolah. Suruh dia tidur saja! Malam sudah gelap sedari dulu. Biar gelap! Seperti mata yang tercabut retinanya. Benar mengerikan!
Nenek Moyangmu menangis menyaksikan Cerita Cengkau in, Film Feodal in mengisahkan Anak Bangsa yang menyepuh pedang memenggal cucunya. Lalu bagaimana kamu melawan bila tubuhmu disalib?
Herr:
Matanya tak bisa terpejam, Kawan. Ada bara di bawah kelopaknya
Khaulah:
Bara di matamu justru hanya membawa pedih. Ketika kau menangis melihat derita ini. Maka baranya akan mati. Padahal kau sangat ingin menangis menggantikan ibu dan nenek moyangmu yang telah kehilangan mata
Herr:
Aku menunggu angin meniup bara di mataku, hingga tiba waktunya tubuh kecilku menjadi kobaran api. Di langit dan tanahku tercinta, ijinkan aku menciummu sebelum lebur.
Khaulah:
Itulah jawabnya! Bila semua manusia memiliki bara, maka bara akan menjadi api yang menghanguskan keserakahan dan menghangatkan kebekuan hati Sang Pemilik Negeri. Biar tanah dan langit mencium kalian lebih dulu.
Herr:
Air matanya secemerlang kobaran Molotov
Khaulah:
Maka biarkan airmatanya menetesi lilin harapan. Agar cahayanya membias semesta dan sukma
Teman, lakonku telah usai, nenek moyangku mengusap matanya yang bersimbah haru dan berkata “Himpunlah api itu, biat jasad ini yang menjadi angin dan kayu bakarnya”
--Sederhana B11, 3 Juni 2008
AHLAN WA SAHLAN....
butterfly n rose
Rabu, 10 Desember 2008
DIALOGIFORA (1) : Malam BBM
Labels:
just me n mine
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar