AHLAN WA SAHLAN....

butterfly n rose

Selasa, 25 Maret 2008

Spiderman atau Rambo?? (bukan dua-duanya)

”Rambo tahun 70-an adalah sosok pahlawan, rambo abad 21 juga adalah pahlawan, tapi kuanggap pahlawan kesiangan.”


Beginikah sosok pemuda yang di pundaknya masa depan terpikul?? yakni sosok yang mengaku diri aktifis mahasiswa yang menyandang predikat social control, tapi melakukan aksi tak bermoral?? Mereka tawuran atas nama mahasiswa dan almamater fakultas, bahkan atas nama idealisme --entah idealisme apa...
Lantas kemana sumpah mahasiswa yang selalu mereka kumandangkan setiap OSPEK yang di dalamnya ada kalimat ”...Kami mahasiswa Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa perdamaian...”. Apakah hanya sebagai kultur penyambutan maba atau hanya ajang untuk ”sok-sok-an” belaka??

Beginikah sosok pemuda yang di pundaknya masa depan terpikul??
Yakni anak-anak muda yang mengaku sebagai agent of change yang tetap mempertahankan budaya ”mari binasakan maba” yang telah kuno sejak jaman bahelua??
Atau dengan aksi ”baka-bakar ban” yang selalu mereka elu-elu kan sejak jaman Reformasi 1998??

Beginikah sosok pemuda yang di pundaknya masa depan terpikul??
Yakni sosok yang di setiap diskusi membicarakan ideologi dan idealisme, atau membahas birokrasi, bahkan sampai mempertanyakan eksistensi Tuhan.... yang ujung-ujungnya ditutup dengan perdebatan-perdebatan atas masalah-masalah kecil yang dibesar-besarkan, yang hanya bikin habis waktu untuk menginap di kampus.
Lalu esok siangnya, mereka akan bangun dengan rambut acak-acakan sampai tidak masuk kuliah karena mengaku telah capek begadang memikirkan nasib mahasiswa yang semakin terpuruk (entah siapa sebenarnya yang terpuruk...)

Beginikah sosok pemuda yang di pundaknya masa depan terpikul??
Yakni sosok yang menjunjung tinggi Tri Darma Perguruan Tinggi; pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat-- dan selalu menyebut-nyebutnya dalam mars fakultas. Namun di kelas ujian, mereka celingukan kiri kanan dan mempraktikkan ”strategi penaklukan pengawas”, dengan jurus ”petak umpet”, ”pelampung ajaib”, atau apalah namanya. Lalu akhirnya bangga dengan nilai A yang palsu
Atau mereka yang hampir sebelas tahun ”masih setia” dengan kampusnya sampai tidak rela meninggalkannya, dengan dalih ”saya masih dibutuhkan dalam pengkaderan kampus”, atau ”lembaga masih membutuhkan saya”... kalaupun toh mereka harus pergi karena rupanya kampus yang dicintainya setengah mati sudah tidak membutuhkannya lagi, mereka segera akan meng-copy paste skripsi agar cepat dilantik pake toga, untuk jadi sarjana alias pengangguran intelek...

Beginikah sosok pemuda yang di pundaknya masa depan terpikul??
Ya, beginilah....
Padahal pemuda adalah generasi membara yang siap menyala, siap membakar. Membakar kebengisan jaman yang mengajarkan kerusakan moral, bukannya membakar ban dan ”markas” lawan politiknya di LEMA

Beginikah sosok pemuda yang di pundaknya masa depan terpikul??
Ya, beginilah....
Padahal pemuda adalah generasi yang memiliki tulang yang belum terpapar osteoporosis, dan otot yang belum kena rematik. Mereka harusnya siap bertempur melawan rezim atau berlari ”mengejar” koruptor dengan pikiran intelektualnya, bukannya malah gontok-gontokan dengan sesamanya atau dengan aparat keamanan, seolah ingin berkata:
”AKULAH RAMBO ABAD 21 !!”

Beginikah sosok pemuda yang di pundaknya masa depan terpikul??
Ya, beginilah....
Padahal pemuda adalah generasi yang otaknya belum pikun dan bukan pula lugu. Mereka harusnya menggunakan akalnya untuk berpikir jernih dan berpikir cerdas dengan pemahaman, serta kemauan teguh memegang prinsip.
Bukannya pemikiran yang terlalu gamang dan mudah di-provokatori. Bukan pula memakai ”kecerdasannya” untuk memikirkan ideologi dan idealisme semata tanpa ada upaya untuk mengaplikasikannya dalam kerja-kerja nyata.

Sadarlah wahai pemuda!!
Sesungguhnya tukang becak di jalan tertawa melihat ulahmu, para birokrat di rektorat geleng-geleng kepala mendengar celoteh-mu, dan orang tuamu di kampung menangis menyaksikan aksimu....

Khaulah Al-Fitri
Universitas Hasanuddin Makassar,
Sore, 12 Desember 2007

0 comments:

Posting Komentar

dari Goodreads