Kalau sebelumnya saya cerita tentang Kagami Aiko di Kota Hujan. Sekarang saya mau cerita tentang Kekasihku yang Gagah di Gorontalo. Adiknya Aiko, langsung saja kusebut namanya Ahmad Muayyid, soalnya dia tidak pernah mendeklamasikan nama kerennya, dia juga bukan pujangga makanya tak butuh nama pena. Bahkan ku bilang dia itu anak yang cerdik bin licik.
Nb: kalau pulang nanti, nonton bareng bola lagi ya. Mudah-mudahan Euro 2008 nya keburu
Sesuai namannya “Muayyid” yang artinya “pendukung”, rupanya dia tumbuh menjadi remaja yang benar-benar “pendukung” alias provokator.. hehehehe. Banyak baju, tas, sepatu dll yang merek-mereknya bergengsi selalu dia dapat cuma-cuma atau dengan harga miring. Hanya dengan kelihaian kata-katanya dalam memprovokatori teman-temannya. Dasar!! Menurutku dia bisa jadi elit politik karena keahliannya ini.
Ohya, masa kecil si Muayyid ini dengan Aiko beda banget dengan saya dan Aiko. Kalau saya sebelum Aiko lahir sudah berhenti menyusu, lain si Aiko malah menyusu sama-sama dengan Ayyid sampai berebut dan menangis sama-sama. Malah waktu Ayyid baru saja dilahirkan yang menikmati ASI eksklusif pertama justru Aiko.hehehehe. Aneh banget.
Tumbuh menjejaki balita dan kanak-kanak juga beda. Saya dengan Aiko selalu akur bin damai, tapi Aiko dan Ayyid selalu baku pakacai’cai (apa yah bahasa Indonesianya??) gak di depan Tivi, gak di depan makanan. Selalu saja. Baru berhenti berkelahi kalau Mama sudah bilang
“Lihat bebek itu? Mereka selalu akur, nanti kalian berdua kukasi makan tai bebek supaya kalian akur juga”,
Ihh jijay!! Siapa yang mau makan tai bebek?? Tapi si Ayyid yang lihai kata-kata tetap menggerutu “kenapa bukan telurnya saja, kan sama ji dari bebek juga!!”.
Ayyid, Kekasihku yang Gagah inilah yang mengajari saya nonton bola sampai subuh. Paling enak memang nonton bola sama dia dan cerita tentang pemain-pemain yang jago sampai gossip-gosipnya. Kalau sudah begitu Aiko bakal bilang “apa sih bagusnya nonton bola?”. Koor kami menjawab “Wah belum tau dia!!’. Tapi yang bikin jengkel kalau si Ayyid ini sudah langganan sms bola, yang jadi sasaran pulsa adalah HP saya, tidak pake pamit-pamit lagi! Ampuuunnnn…
Ah, kekasihku yang satu ini juga raib dari Makassar, Maros dan Pangkep kami tercinta. Sekarang sedang menuntut ilmu di Gorontalo. Si provokator ini memang cerdas bin licik dan selalu bilang “jagoka toh? Jelas kau iri… hehehe”
Waktu Ramadhan kemarin dia pulang dan membawa cerita tentang Ospeknya di Husnul dan Sekolahnya di Incen. Keren begete, bo!!.
Ospeknya bertajuk “POS HK” (Pekan Orientasi Siswa Husnul Khatimah), dengan yel-yel : “POS HK, POS HK ayo kita POS HK” (nyanyikan pake irama “JABLAI”) katanya ini yel-yel yang paling lucu. Malam renungannya dia cerita tentang penculikan dengan scraft penutup mata dan digiring ke kuburan.
“Benar-benar KUBURAN , Nda! Kukira apa yang sempat ku tendang, coba-coba ku intip ternyata batu nisannya orang!! Hiiyyy”
Gak lebih sebulan, dia dihengkangkan ke Incen Gorontalo. Dan di sana dia cerita tentang kagumnya.
“Wah keren banget, Nda! Mau kuceritakan mulai dari mana? Siswa dan gurunya cerdas semua. Yang paling beda dari SMA lain itu adalah di sana kita punya Ayah Asuh yang selalu mendampingi kita dari sejak masuk kelas satu sampai lulus nanti”
“Makan cemilan di istirahat pagi dan makan siangnya diatur dengan rapi. Kita juga punya ‘kelompok makan’ yang selalu menjadi teman makan kita setiap hari, yang siswa-siswanya dari kelas 1, 2 dan 3. Biasanya sambil ngobrol, saya banyak belajar dari kakak-kakak kelas. Makanannya juga elit-elit, sampai bikin saya rindu masakan rumah yang sederhana dan enak”
“Yang hebat juga, di sana ada sarana olah raga yang lengkap sampai fitness center juga ada. Tapi biasanya fitness center itu guru-guru yang pake”
“Oh ya, asrama ku juga seru. Kumpul banyak dari berbagai daerah di Indonesia. Ada waktu untuk istirahat, waktu untuk nonton, waktu untuk belajar pelajaran umum, dan waktu untuk belajar agama. Pokoknya serba teratur, yang paling seru itu waktu untuk makan sate. Hehehe. Kapan-kapan kamu ke sana, tapi sayang gak bisa masuk asramaku kan khusus cowok.. hehehe”
Wah,,, dasar si Provokator yang jempolan! Apa ‘make-up’ nya masih sewangi yang dulu? Ah mungkin tambah wangi. Si modis yang selalu malu pakai pakaian cupu. Apa jerawatnya yang segede biji jagung itu sudah sembuh? Atau justru tambah banyak? Apa kulitnya sudah tak se-legam dulu lagi? Atau malah tambah hangus??
Ohya, kapan-kapan saya mau minta dikenalkan sama cewek-cewek cantik di sana, siapa tahu ada yang bisa kujodohkan untuknya. Hehehehe. Atau saya minta dikenalkan sama Ustadz-Ustadz muda di sana, siapa tahu ada yang cocok untuk kakaknya ini. Hehehehe (lagi)
Met berjuang, ya Kekasihku yang Gagah! Tingkatkan prestasi. Jangan lupa hafalannya dipermantap… okey!!
Makassar, 9 April 2008
-- Dari Khaulah Al-Fitri untuk Ayyid di Kota –yang katanya- Serambi Madinah
Nb: kalau pulang nanti, nonton bareng bola lagi ya. Mudah-mudahan Euro 2008 nya keburu
AHLAN WA SAHLAN....
butterfly n rose
Jumat, 09 Mei 2008
Kekasihku yang Gagah di Gorontalo
Labels:
Rumah Sendu ku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar